BELAJAR MENELAAH UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN TEKS PERSUASI
Salam bahagia dan sehat selalu untuk Ananda sekalian!
Ananda sudah belajar dan memahami pengertian, ciri-ciri, tujuan, dan struktur teks persuasi. Pada bagian ini Ananda akan belajar merumuskan unsur kebahasaannya. Untuk itu, lakukan kegiatan berikut!
Kaidah kebahasaan berfungsi sebagai penanda utama teks persuasi adalah terdapat penyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan, dan sejenisnya.
Cermatilah teks berikut ini kemudian Ananda tentukan unsur-unsur kebahasaan yang digunakan dalam teks persuasi! Lakukan seperti contoh!
Pernyataan-pernyataan tersebut berupa,
bujukan atau ajakan
yang ditandai dengan penggunaan kata marilah, mari, dan kata kerja imperatif hargailah. Kata-kata sejenis yang juga
sering kita temukan misalnya, jangan,
sebaiknya, hendaknya, waspadalah. Pernyataan-pernyataan seperti itu akan
muncul dalam teks persuasi yang menyajikan pendapat dan fakta. Fungsi pendapat
dan fakta adalah untuk lebih meyakinkan pembaca sebelum mereka
dibujuk/diimbau/diajak/diperintah untuk melakukan sesuatu.
Pada saat kita membahas ciri-ciri teks persuasi juga sudah ditemukan penggunaan kata ganti. Dengan demikian dapat dirumuskan unsur-unsur kebahasaan yang menandai teks persuasi adalah sebagai berikut.
- Penggunaan
kata-kata teknis atau peristilahan
yang berkenaan dengan topik yang dibahas.
Contoh:
Teks berkenaan dengan permasalahan remaja, maka teks persuasi akan menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan dunia remaja, misal gadget, internet, narkoba, reproduksi.
- Penggunaan
kata-kata penghubung (konjungsi) sebab-akibat/kausalitas seperti:
sebab, karena, jika, dengan demikian,
akibatnya, oleh karena itu. Penggunaan konjungsi ini mendukung argumentasi
yang diberikan.
- Untuk membuat penulis seolah-olah berada di pihak yang sama dengan pembaca dan “sepakat” sehingga lebih terbujuk oleh penulis, biasanya teks menggunakan kata ganti “kita”, contoh kalimat: “Kita harus membiasakan diri dan memberikan contoh membuang sampah di tempatnya.”
- Penggunaan
kata kerja mental, seperti: memrihatinkan,
memperkirakan, mengagumkan, diharapkan, menduga, berpendapat, berasumsi, dan
menyimpulkan.
- Penggunaan kata-kata perujukan dalam pemaparan fakta, seperti: berdasarkan itu …, merujuk pada pendapat.., dan lain-lain.
- Penggunaan kata kerja imperatif seperti: sebaiknya, harus, sepantasnya, jadikanlah.
Pernyataan-pernyataan dengan kaidah kebahasaan tersebut digunakan untuk lebih meyakinkan dan memperkuat bujukan yang digunakan penulis sebelum ataupun sesudahnya.
Sekarang tentu pemahaman Ananda makin lengkap. Bila Ananda sudah
memahami isi, ciri-ciri, tujuan, struktur, dan kaidah kebahasaan teks persuasi,
maka Ananda dapat melanjutkan dengan
aktivitas berikutnya untuk memantapkan
pemahaman Ananda terhadap teks persuasi.
Daftar Pustaka:
Modul Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19 Untuk Jenjang SMP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester Genap (Kemdikbud, 2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar